Bandung Kota Cerita: Gerakan Kolaboratif untuk Rawat Keberagaman
Bandung kota cerita. Bukan cuma sekadar slogan, tapi memang begitu adanya. Kota yang satu ini punya daya tarik yang nggak habis-habis, mulai dari suasana ademnya, kulinernya, sampai jejak sejarah yang masih terasa hidup di setiap sudut jalan.
Siapa pun yang pernah mampir ke Bandung, pasti pulang dengan cerita. Entah itu kisah cinta, kisah liburan, atau sekadar pengalaman ngopi di tengah hujan sore hari.
Kalau kita ngomongin soal Bandung, rasanya nggak cukup satu dua paragraf. Kota ini seperti buku terbuka yang setiap halamannya menyimpan kejutan.
Dari Braga yang penuh kenangan zaman Belanda, sampai Dago yang sekarang jadi pusat gaya hidup anak muda. Bahkan kampus ternama di Bandung pun nggak cuma melahirkan sarjana, tapi juga jadi saksi lahirnya idebesar yang mengubah wajah Indonesia.
Nggak heran kalau banyak orang menyebut Bandung kota cerita. Karena di sini, setiap tempat punya kisahnya sendiri. Kamu bisa jalan-jalan ke Lembang, lalu tersesat di kebun teh dan ketemu pedagang stroberi yang ternyata mantan musisi.
Atau sekadar duduk di Taman Cikapayang sambil lihat orang pacaran, dan diam-diam jadi inspirasi buat nulis puisi. Bandung memang punya cara ajaib untuk bikin hal kecil terasa spesial.
Di balik keindahan dan kreativitasnya, Bandung juga kota perjuangan. Kita nggak bisa lupakan peristiwa Bandung Lautan Api, yang sampai hari ini dikenang sebagai simbol keberanian rakyat.
Sejak dulu sampai sekarang, Bandung selalu jadi panggung besar bagi cerita-cerita luar biasa—baik yang tertulis di buku sejarah, maupun yang hanya hidup di hati para pengunjungnya.
Jadi kalau kamu tanya, kenapa banyak orang jatuh cinta sama Bandung? Jawabannya sederhana: karena Bandung bukan cuma kota, tapi kota yang bercerita.
Dan setiap orang yang datang ke sini, pasti akan pulang membawa sepotong kisah. Mungkin itu sebabnya, Bandung selalu punya tempat di hati siapa saja yang pernah singgah.
Pemerintah Kota Bandung bersama The Caravanserai Collective meluncurkan program budaya Bandung Kota Cerita. Ini merupakan gerakan kolaboratif lintas komunitas yang bertujuan merawat keberagaman warga Kota Kembang melalui kekuatan cerita.
Bandung Kota Cerita menjadi ruang bersama untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika. Yakni gotong royong, solidaritas, dan pertukaran budaya melalui narasi-narasi otentik dari warga.
“Kita ingin program ini punya 'sense of belonging'. Ini bukan hanya tentang Bandung yang diceritakan, tapi Bandung yang hidup dalam cerita warganya,” ujar Salah satu penggagasnya Farhan.
Program ini dimulai dengan gelaran CERITAFest: CERITA BANDUNG #1, yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Microlibrary Asia Afrika, Jalan Alun-alun Timur.
Dengan tema “Merayakan Keberagaman Cerita dan Memperkuat Ikatan Komunitas”, festival ini menghadirkan empat acara utama:
1. Pameran Foto, Video, dan Film Dokumenter Sejarah Bandung
Menghidupkan memori kolektif kota melalui visualisasi sejarah dan kisah warga dari masa ke masa.
2. Duta CERITA Showcase
Penampilan karya naratif dari peserta pelatihan Duta CERITA yang mewakili suara personal dan komunitas.
3. Story of Us
Diskusi panel interaktif antara tokoh komunitas, pemimpin opini, dan warga untuk berbagi inspirasi dan pemikiran.
4. Lingkar CERITA Bandung
Sesi berbagi cerita terbesar di Kota Bandung yang mempertemukan lintas generasi dan latar belakang dalam satu lingkaran dialog inklusif.
Setelah CERITAFest, gerakan akan berlanjut dalam bentuk CERITA Pustaka, yaitu program aktivasi komunitas yang digelar di ruang-ruang publik Kota Bandung setiap minggu dari Juli hingga Agustus 2025.
Kegiatan ini mengajak berbagai kelompok masyarakat mulai dari anak-anak, warga umum, penyandang disabilitas, hingga lansia untuk menuturkan cerita melalui medium ekspresi yang mereka pilih.
Seluruh dokumentasi akan dipublikasikan melalui media sosial resmi Pemkot Bandung, komunitas mitra, dan platform digital Cerita Caravan.
Bunda Literasi Kota Bandung dan Ketua Dekranasda Kota Bandung, Aryatri Benarto menyoroti pentingnya mengangkat narasi lokal dalam pengembangan produk UMKM.
“Banyak UMKM Kota Bandung memiliki storytelling unik yang berkaitan erat dengan identitas kota. Harapannya, Bandung Kota Cerita bisa menjadi ruang penguatan komunitas dan UMKM berbasis narasi lokal yang berdaya, " tuturnya.
"Serta membangun kesadaran bahwa setiap warga memiliki peran penting dalam menulis kisah kotanya sendiri,” ungkap Aya menambahkan.
Harapannya, Kota Bandung bisa menjadi Rumah Bagi Semua Cerita, Pemerintah Kota Bandung ingin membangun kota yang mendengar, mengapresiasi, dan mencatat setiap kisah warganya dengan ragam sejarahnya.
Karena di kota ini, setiap cerita memiliki tempat, dan setiap orang punya peran untuk menuliskannya.
Perlu diketahui, identitas visual “Bandung Kota Cerita” mengusung logo yang sarat makna filosofis. Berikut ini elemen-elemennya:
* Huruf “B” sebagai inisial dari Bandung, menjadi bentuk utama
* Lembaran kertas seperti buku cerita, menandakan kumpulan kisah yang membentuk jati diri kota
* Bentuk lorong atau pintu masuk, menggambarkan Bandung sebagai ruang terbuka bagi masa lalu, kini, dan masa depan
* Warna-warni berbeda, merepresentasikan keragaman latar, ekspresi, dan identitas budaya warga
* Logo ini mencerminkan Bandung bukan hanya sebagai kota penuh sejarah, tapi juga sebagai tempat yang terus hidup oleh cerita-cerita baru.