Uranium di Indonesia Dimana Saja? Berikut Daftar Lokasinya
Penasaran uranium di Indonesia dimana saja? Yuk, cari tahu lokasi-lokasi tambangnya, berapa besar cadangannya, dan sejjauh mana potensinya untuk dimanfaatkan.
Pernah nggak sih kamu bertanya-tanya uranium di Indonesia dimana aja sih letaknya? Mungkin selama ini kita tahunya uranium cuma dipakai di luar negeri untuk PLTN atau senjata nuklir.
Padahal, Indonesia juga punya cadangan uranium yang nggak main-main lho! Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu fakta ini.
Ternyata, beberapa wilayah di Indonesia seperti Kalimantan Barat, Sumatera, dan Sulawesi sudah lama diketahui menyimpan potensi uranium dalam jumlah besar.
Bahkan, sejak zaman dulu, para peneliti dari BATAN (sekarang BRIN) sudah melakukan eksplorasi dan pemetaan titik-titik yang mengandung uranium. Tapi kenapa belum juga dimanfaatkan secara komersial sampai sekarang?
Di artikel ini kita bakal bahas tuntas uranium di Indonesia dimana saja lokasinya, seberapa besar jumlah cadangannya, kenapa belum ditambang, dan apa rencana pemerintah ke depan terutama soal pembangunan PLTN dan energi nuklir.
Yuk, simak bareng biar nggak ketinggalan info penting soal masa depan energi Indonesia.
Dilansir dari data resmi BRIN/BATAN, Indonesia menyimpan potensi uranium sekitar 81.000 ton, plus cadangan thorium hingga 140.000 ton. Angka segitu tuh lumayan gede!
Dua jenis cadangan ini biasanya dikategorikan:
- Measured & inferred resources: cadangan yang sudah cukup pasti dan bisa dieksplorasi.
- Speculative resources: perkiraan cadangan berdasar geologi dan metodologi ilmiah.
Berdasar penelitian lapangan dan pemetaan geologi nasional, ESGD/MENESDM, PLN, dan jurnal riset, uranium di Indonesia tersebar di empat wilayah utama. Antara lain:
- Kalimantan Barat (Melawi) ±24.112 ton
- Sumatera ±31.567 ton
- Sulawesi ±3.793 ton
- Papua, Bangka Belitung, Sulawesi Barat Sisa cadangan dan potensi awal
Jadi kalau kamu tanya uranium di Indonesia dimana? Nah, empat wilayah di atas wajib banget masuk radar.
Ternyata, fungsi eksplorasi uranium di Indonesia sudah aktif sejak era 1960-an lewat BATAN. Dua titik penting adalah:
- Remaja-Hitam (Edo‑Remaja) di Kalimantan Barat: cadangannya antara 5.000–10.000 ton dengan kadar uranium 0,1–0,3 %
- Rirang-Tanah Merah: cadangan sekitar 500 ton, kadar lebih tinggi (0,3–1,0 %).
Dari hasil eksplorasi terbaru, daerah Kalan di Melawi juga ditemukan potensi besar selama pengeboran eksplorasi, termasuk lubang‑lubang sumur sampai 60 m menunjukkan uranium als mineral lensa
Tapi sampai sekarang, belum ada yang dikeruk komersil. Semua masih berada tahap eksplorasi dan penelitian. Meski cadangannya banyak, hingga 2025 Indonesia belum memulai tambang uranium skala besar. Beberapa alasannya:
- Regulasi masih disusun, misalnya PP Nomor 52 Tahun 2022 tentang keamanan penambangan bahan radioaktif — termasuk izin khusus, amdal, dan sanksi lingkungan
- Biaya eksploitasi tinggi—butuh teknologi mahal dari China, Rusia, atau menyesuaikan standar IAEA.
- Paradigma: saat ini uranium diambil untuk tujuan riset & PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), bukan ekspor.
- Kesiapan fasilitas PLTN: sebelum ada reaktor nuklir lokal, uranium hanya bisa dieksploitasi di level penelitian.
Pemerintah memang sudah mengarah ke energi nuklir seperti Small Modular Reactors (SMR).
RUPTL 2025–2034 PLN bahkan menyebut potensi PLTN dengan lahan terutama Kalimantan Barat dan Sumatera sebagai langkah diversifikasi energi, termasuk uranium sebagai bahan bakar utama dengan cadangan ± 24.112 ton di Melawi
Untuk wujudkan itu, diperlukan beberapa persiapan. Meliputi:
- UU dan regulasi lengkap soal uranium (PP 52/2022 jadi landasan).
- Kolaborasi teknologi internasional (China, Rusia, Korea) .
- Infrastruktur & SDM yang siap operasional tambang dan PLTN.
- Sosialisasi publik tentang keamanan, limbah, serta mitos nuklir.
Kalau semua terpenuhi, bukan tidak mungkin Indonesia bisa jadi negara penghasil uranium mandiri, dan bangun reaktor sendiri.
Jadi kalau kamu sejak tadi nanya uranium di Indonesia dimana? sekarang sudah bisa jawab sendiri! Potensinya luas dan menjanjikan, tapi pemanfaatan secara komersial masih menunggu kesiapan regulasi, teknologi, dan dukungan publik.
Indonesia punya modal besar untuk memasuki era energi nuklir mandiri—tapi semua perlu direncanakan matang, mempertimbangkan lingkungan dan keamanan.
Makanya, terus pantau berita soal PLTN, riset uranium, dan regulasi energi nasional supaya kita bisa lihat masa depan energi hijau versi Indonesia.